Friday, February 25, 2011

dan waktu pun terhenti.

saat itu.
semua menyerbu masuk ruang hampaku.
beribu warna. berjuta rasa.
ku terpana akan sensasinya.
sekali lagi. aku memohon.
dan DIA berkata "tidak".
Lalu..
tahukah kamu apa yang terjadi?
tak lagi kulihat bayang mu di dalam cermin itu.
kurasakan cermin itu pecah.
hampir menangis aku dibuatnya.
hampir saja air mataku jatuh.
namun kurasakan genggaman tangan mu.
hangat. damai. dan aku merasakan nyaman ku.

dan waktu pun terhenti. kulihat mereka diam. tak bergerak.
dan kita berdiri disana. dalam sunyi. berdua.
jangan lepaskan genggaman tangan mu. jangan kembali pada cermin ku.

Friday, February 18, 2011

seorang teman.

terangnya sinar matahari menusuk mataku
gelapnya malam merobek hatiku
biarkan aku dalam kelam.
tolonglah.
hanya kelam yang membuat ku merasa aman.
nyaman.
dalam terang tak kuat mataku memandangmu.
dalam gelap tak mampu mataku menemukanmu.
mengapa semua menjadi musuh.
mengapa semua yang ada pada diriku berbalik menentangku.
bukankah mereka itu milik ku?
bukankah seharusnya aku yang memiliki kuasa akan mereka?
bukankah seharusnya mereka tunduk padaku?
terlalu banyak permohonan.
terlalu banyak pertanyaan.
hentikan otak ini. matikan hati ini.
untuk saat ini. sementara saja. hanya untuk sesaat.
terlalu banyak musuhku.
dan aku butuh seorang yang menemaniku. seorang teman.
seorang kamu.

Monday, February 14, 2011

Magic rings

Magic rings.. I called them..
It's not because they're so cheap..
But what's written on those rings..
I didn't write those two words on a single ring..
I separate them on a different rings..
Bcos they remind me, that even. Two different things can always stay together, even if they don't become one.
and that thoughts were so magical bcos somehow it makes me have more faith to believe that miracle is exist. Just waiting the perfect time to come.

-me-
--

Sunday, February 13, 2011

asumsi.

setiap saat. ku selalu bermain dengan imajinasi.
dalam setiap konflik yang ada. haruskah ada kepastian disitu ?
tak akan terlalu menggelitik apabila realitas ada di depan mata kita.
apa;lah gunanya mencari suatu kepastian, saat kita berada dalam suatu keadaan yang semu.
sadarlah.... semua itu verawal dari suatu prasangka. entah itu baik atau buruk. oh, aku tak peduli.
biarkan merak berpikir sesuka mereka. dengan prasangka, dan penghakiman atas diriku.
biarkan asumsi merka terus berkembang dan berkembang, menilai suatu negatifitas atas diriku. percayakah? aku tidak peduli. sama sekali. dan tak pernah ada inginku untuk peduli.
biarkan. lanjutkan semua pemikiran dan asumsi sampah mu itu.
karena aku adalah aku. semua kekuranganku akan menjadi kelebihanku.
suatu saat kau akan sadari. bahwa aku adalah seseorang yang akan kau jadikan suatu hal yang akan menghantui di setiap mimpimu. dan saat itu akan akan tersenyum dan berkata " tak akan pernah kau bisa menjadi seperti diriku". terimalah kenyataan itu, dasarlah, bahwa aku mendekati kesempurnaan. dalam versiku, dan tak ada yang bisa kau lakukan tentang hal itu. terima saja. bahwa aku akan jauh lebih baik dari dirimu. karena saat kau melangkah ke depan, aku sudah berada di garis akhir. menunggumu. hanya untuk berkata "kau sudah kalah"